Gaia, Ibu Bumi yang berdada subur,
bertubuh gembur,
Penyokong segala yang bernafas,
Penopang segala yang berjalan di atas
wajahmu, Pemberi anugerah berbuah-buah,
panen ladang melimpah ruah.
Kau sediakan energi setiap hari,
Kau tumbuhkan tunas-tunas hijau baru takkan mati,
Kau berikan berkat tak terkira ‘tuk kami,
Kau bermurah hati pada manusia meski kami sering tak sadari,
justru kami selalu sakiti wajahmu berkali-kali.
Milyaran beton tusuki setiap sudutmu wahai dewi,
kami pangkas ribuan hutan hujan,
kayu-kayu harummu jadi perabot mewah kesayangan.
Dari dalam perutmu kami sedot emas hitam,
kami gunakan habis-habisan hingga langit menjelaga kelam,
melubangi selubung pelindung,
hingga panas cahaya Helios mengepung
seluruh permukaanmu, melelehkan sudut-sudutmu yang terdingin di ujung-ujung,
menaikkan amarah Poseidon yang menopang laut-lautmu,
menggusarkan para Anemoi yang bertiup ganas hingga nelayan tak mampu berburu.
Oh Ratu Kehidupan, Ibunda yang mahakaya,
Gaia yang tua, Bumi yang purba,
ajari kami ‘tuk selalu menjaga
segala hadiahmu, agar selalu lestari
tempat tinggal kami.
Ajari kami ‘tuk selalu menanam kembali
bebuahan yang telah kami cabuti,
“karena engkau yang menjangkarkan dunia kekal dalam kami” (1)
Gaia sang penumbuh dan sang penghancur,
Ibunda yang kukuh dan luhur,
“Kau berikan dan kau ambil kembali
setiap hidup manusia fana, kau beri
kekayaan pada mereka yang menghormati
dan menyenangkan hatimu wahai dewi Bumi.” (2)
Ingatkan kami ‘tuk selalu merawat
lingkungan kami agar selalu sehat
sehingga kami dapat berjiwa kuat.
Inilah ucapan syukur kami pada musim baru,
berikanlah segala bebuahan yang ‘kan kami rayakan dengan haru,
agar kami tak berhenti bernyanyi untukmu.
(1) dicuplik dari Hymne Orphic untuk Gaia
(2) dicuplik dari Hymne Homeric untuk Gaia
Selasa, 31 Maret 2009
Photo courtesy: www.paleothea.com
Wah..grace, lo punya blog jg..
ReplyDeleteGw juga ada nih lokitamardanti.blogspot.com
Tapi iseng2 kok. hehe.
Mampir2 yoo...